Semarang – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan program pemantauan mangrove secara rutin di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng). Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari program pendampingan penanaman dan pemantauan 10.000 bibit mangrove yang sudah dilakukan oleh Mangrove Tag kepada PT Kalimantan Prima Persada (KPP). (3/10/2024).
Rena Sagita (Staf Manajer Humas dan Lapangan) dan Bambang J. Laksono (Staf Manajer Humas dan Lapangan) mulai melakukan pemantauan pada pukul 08.00 WIB. Pemantauan ini dilakukan setelah 3 bulan pasca penanaman mangrove yang dilakukan pada bulan Juli 2024 yang lalu.
Pada kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) ini, hasil yang diperoleh menunjukkan persentase kelulushidupan bibit mangrove di tiga titik lokasi penanaman mencapai rata-rata 70,99%, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 34,72%.
Bakal daun (plumula) yang terlihat mulai tumbuh dengan kompak.
“Hasil monitoring pada bulan ketiga menunjukkan hasil yang positif. Dalam program ini, penanaman dilakukan di tiga lokasi berbeda, yaitu hamparan Pantai Mangkang Wetan, Hamparan Pantai Mangunharjo, dan tambak produktif. Persentase kelulushidupan bibit mangrovenya bervariasi di setiap lokasi. Tertinggi terdapat di hamparan Pantai Mangkang Wetan sebesar 73,1%. Di hamparan Pantai Mangunharjo, tingkat kelulushidupan mencapai 65,05%. Sebaliknya, di tambak produktif, kelulushidupannya hanya mencapai 28%, jauh dari harapan,” jelas Bambang. “Perbedaan ini disebabkan oleh kondisi yang berbeda di tiap lokasi, seperti variasi genangan air, suhu, dan salinitas,” tambahnya.
Setelah kegiatan monev, tim melakukan penyulaman terhadap 2.000 bibit mangrove yang gagal tumbuh. Langkah ini diambil untuk meningkatkan persentase kelulushidupan bibit mangrove yang sudah ditanam, hingga mencapai rata-rata 70,99%.
Rena juga menjelaskan bahwa persentase kelulushidupan bibit mangrove yang tinggi berpotensi menyimpan karbon dalam jumlah besar, baik di biomassa tumbuhan maupun di dalam sedimen sehingga dapat menghapus jejak emisi karbon di bumi.
Bibit manggrove tampak hijau dan subur di hamparan pantai SMC Jateng, Semarang.
“Ekosistem mangrove memiliki peran penting sebagai pelindung garis pantai, pencegah abrasi, dan habitat bagi berbagai biota perairan. Selain itu, ekosistem mangrove juga mampu menyerap karbon dioksida (CO₂) dari udara, yang berhubungan erat dengan biomassa pohon,” kata Rena. “Melalui proses fotosintesis, pohon mangrove menyerap CO₂, lalu mengubahnya menjadi karbon organik, dan menyimpannya dalam biomassa. Penyimpanan karbon di ekosistem mangrove ini turut berperan dalam mitigasi perubahan iklim,” tambahnya.
Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup pada pukul 11.30 WIB dengan pendokumentasian kegiatan. (RS/AP/ADM).