REMBANG

Konservasi Mangrove Pesisir Pasar Banggi, Rembang

  1. Lahan kritis: 69 ha.
  2. Kebutuhan bibit: minimal 10.000/ha (total kurang lebih 690.000 bibit).
  3. Jenis bibit: Rhizophora (Bakau), Avicennia (Api-api), Tancang (Bruguiera) dan lain-lain.
  4. Potensi serapan emisi karbon: 950,5 MgC/ha atau 65.584,5 MgC/69 ha.
  5. Status lahan: negara/Kawasan Ekosistem Esensial (KEE).
  6. Lokasi penanaman: Desa Pasar Banggi, Rembang.

Foto Lokasi

Peta Lokasi

Deskripsi Lokasi

Pada 1960-an, kawasan mangrove di Desa Pasar Banggi dibuka untuk area pertambakan ikan, udang dan garam sehingga gelombang pasang dengan leluasa menerjang pemukiman penduduk dan menyebabkan kerusakan. Kenyataan ini, membuat Pak Yadi dan kelompoknya mulai menginisiasi kegiatan rehabilitasi mangrove di kawasan ini.

Saat ini, kawasan mangrove di Desa Pasar Banggi, Rembang merupakan kawasan mangrove dengan lannsekap ideal karena memiliki ketebalan lebih dari 100 m. Berhadapan langsung dengan bibir pantai, vegetasi mangrove di sini mampu melindungi area pertambakan warga yang berada di belakangnya.

Kesuksesan pengembangan konservasi mangrove di Desa Pasar Banggi tak lepas dari inisiasi Pak Yadi, yang telah mengkonservasinya sejak 1960-an hingga sekarang. Secara swadaya, dia dan kelompoknya telah melakukan rehabilitasi, konservasi dan pengelolaan mangrovenya secara mandiri.

Pada tahun 2005, KeSEMaT mencoba membantu Pak Yadi dan kelompoknya dengan menyelenggarakan Sarasehan Akbar Mangrove di Desa Pasar Banggi, yang mempertemukan banyak pihak, mulai dari level daerah hingga nasional, terkait pengelolaan mangrove. Setelah itu, KeSEMaT terus aktif melakukan program penanaman mangrove di kawasan pesisirnya serta berjejaring dengan warga Desa Pasar Banggi yang bekerja sama dengan IKAMaT.

Berkat usaha luar biasa dari warga pesisir Pasar Banggi dan kolaborasinya dengan berbagai pihak, maka kawasan mangrove di Desa Pasar Banggi yang awalnya hanya 14,88 ha bertambah hingga 23,4 ha di tahun 2018.

Hal ini menunjukkan keberhasilan program rehabilitasi mangrove di kawasan ini sehingga dapat mengembalikan kondisinya hingga berada pada tingkatan yang cukup baik, dengan jenis mangrove yang ditemukan, diantaranya Avicennia marina, Rhizophora apiculata, R. mucranata, R. stylosa, Sonneratia alba dan S. caseolaris.

Ekosistem mangrove Desa Pasar Banggi yang sudah tumbuh dengan baik, membuat pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengembangkan kawasan ini menjadi kawasan wisata hutan mangrove yang terkenal dengan sebutan Ekowisata Hutan Mangrove Jembatan Merah Rembang (EHMJMR).

Namun demikian, di kawasan ini masih terjadi kegiatan perluasan pertambakan, penebangan pohon mangrove untuk berbagai kebutuhan dan reklamasi pantai. Fenomena alam seperti sedimentasi pantai dan pencemaran sampah plastik semakin memperparah degradasi lahan mangrovenya.

Berdasarkan analisis peta digital dari citra satelit yang dilakukan IKAMaT (2023), maka masih terdapat lahan kritis sebesar 69 ha yang masih harus dipulihkan.

Untuk itulah, sebagai upaya untuk mempertahakan eksitensi EHMJMR, maka masih perlu banyak dukungan dari masyarakat untuk kegiatan penanaman dan pemantauan mangrove demi lebih memperkuat kualitas lingkungan di sepanjang pesisir Desa Pasar Banggi, Rembang, sekaligus membantu roda perekonomian warganya.