DKI JAKARTA

Konservasi Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta

  1. Lahan kritis: 279 ha.
  2. Kebutuhan bibit: minimal 10.000/ha (total kurang lebih 2.790.000 bibit).
  3. Jenis bibit: Rhizophora (Bakau), Avicennia (Api-api), Tancang (Bruguiera) dan lain-lain.
  4. Potensi serapan emisi karbon: 950,5 MgC/ha atau 265.189,5 MgC/279 ha.
  5. Status lahan: negara.
  6. Lokasi penanaman: Kawasan Ekowisata Mangrove PIK, Jakarta.

Foto Lokasi

Peta Lokasi

Deskripsi Lokasi

Kawasan Ekowisata Mangrove Pantai Indah Kapuk (PIK) di Jakarta, merupakan suatu ekosistem yang mempunyai ciri-ciri biogeofisik yang unik. Meskipun kawasan ini berada di tengah pemukiman penduduk, namun area mangrovenya masih mendapatkan asupan pasang dan surut air laut. Kondisi ini membuat mangrove masih tumbuh dengan baik.

Namun demikian, kondisi ini tidak membuat ekosistem mangrove yang ada, tidak memiliki ancaman. Sebaliknya, intervensi kegiatan dari aktivitas manusia, diantaranya pembangunan, reklamasi dan alih fungsi lahan yang berpotensi mengancam eksistensi ekosistem mangrove yang ada, saat ini terus saja dilakukan sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk meminimalisir degradasi mangrove di Jakarta.

Sebagai informasi, kerusakan ekosistem mangrove akan dapat menyebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas potensi sumber daya ekosistem pesisir, dimana hutan  mangrove  itu berada. Kerusakan mangrove juga mengganggu kenyamanan biota yang hidup di dalam ekosistem tersebut. Terlebih lagi, kualitas air juga akan semakin menurun karena kurangnya peran ekosistem mangrove dalam mengolah limbah organik. Selain itu, kerusakan mangrove juga akan menyebabkan terganggunya kestabilan garis pantai.

Lahan kritis di Jakarta mencapai 279 ha (2022). Hal ini sangat mengkhawatirkan. Untuk itulah, maka upaya pencegahan kerusakan harus terus dilakukan, dengan cara menjaga dan mempertahankan fungsi hutan mangrove pada kawasan tersebut.

Menjaga, dalam arti tidak melakukan tindakan yang dapat merusak ekosistem mangrove dan mempertahankan dalam arti melindungi dari faktor yang menjadi penyebab kerusakan ekosistem mangrove tersebut. Apabila sudah terjadi kerusakan, maka perlu segera diperbaiki sebelum ekosistem mangrove hilang dari kawasan tersebut, yaitu dengan upaya rehabilitasi mangrove.

KeMANGTEER dan KeMANGTEER Jakarta adalah salah dua afiliasi mangrove IKAMaT yang aktif melakukan usaha pelestarian mangrove di PIK. Berkolaborasi dengan ratusan mitra, mulai dari pemerintah, swasta, komunitas dan lembaga lainnya, inisiasi mereka berhasil mengajak banyak pihak untuk mulai peduli dengan mangrovenya.

Namun demikian, masih diperlukan dukungan dari masyarakat agar inisiasi dari KeMANGTEER dan KeMANGTEER Jakarta dapat terus konsisten dalam menjaga dan mempertahankan sabuk hijau terakhir di pesisir Jakarta.