Surabaya – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan program pemantauan mangrove di Romokalisari Adventure Land, Surabaya. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi bibit mangrove hasil dari program pendampingan penanaman dan pemantauan 100 bibit mangrove yang sudah dilakukan oleh Mangrove Tag kepada PT Bhirawa Steel, beberapa waktu yang lalu. (15/1/2025).
Mangrove Tag yang diwakili oleh Rena Sagita (Staf Manajer Hubungan Masyarakat dan Lapangan) dan Anggoro D. B. Saputro (Staf Manajer Keuangan dan Operasional) mulai melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pada pukul 09.00 WIB.
Kegiatan monev bibit mangrove merupakan proses pengawasan dan penilaian untuk melihat kondisi mangrove yang telah ditanam, seperti melihat jumlah bibit yang tumbuh dan gagal tumbuh, persentase kelulushidupan (survival rate), persentase pertumbuhan tinggi (growth rate), dan jumlah daun yang tumbuh dari penanaman bibit mangrove yang telah dilakukan di suatu lokasi tertentu.
Hasil dari kegiatan ini didapatkan bahwa kondisi bibit mangrove yang sudah ditanam berhasil tumbuh dengan cukup baik.

Proses pemantauan bibit mangrove yang tumbuh dan gagal tumbuh.
“Bibit mangrove menunjukan pertumbuhan yang cukup baik, dari 100 bibit mangrove yang ditanam persentase pertumbuhan tingginya mencapai 60% dari tinggi awal penanaman,” ujar Rena. “Sejumlah 87 bibit mangrove dapat tumbuh dengan baik, sedangkan 13 bibit mangrove mangalami gagal tumbuh sehingga persentase kelulushidupannya mencapai 87%,” tambahnya.
Bibit mangrove sendiri memiliki sebuah fase dimana bibit tersebut akan menyesuaikan diri dengan lingkungan tanamnya yang disebut tahap kritis. Mangrove memasuki tahap kritis pada tiga bulan pertama setelah penanaman. Ciri utama fase ini adalah daun yang mengering, layu, dan rontok. Namun, selama batang dan tunas mudanya (plumula) masih berwarna hijau, mangrove masih memiliki peluang besar untuk bertahan hidup dan tumbuh secara optimal.

Kondisi bibit setelah tiga bulan penanaman di Romokalisari, Surabaya.
“Dari 87 bibit mangrove yang berhasil tumbuh harapannya dapat tumbuh semakin besar dan memberikan fungsi serta manfaatnya bagi wilayah di sekitarnya. Ekosistem mangrove memiliki manfaat sebagai upaya memitigasi perubahan iklim di bumi,” ujar Anggoro. “Hal ini dikarenakan ekosistem mangrove yang bekembang memiliki kemampuan dalam menangkap dan menyimpan karbon di bumi yang lebih kita kenal sebagai penghapus jejak emisi karbon,” ujarnya lebih lanjut.
Keseluruhan kegiatan yang berakhir pada pukul 11.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan pendokumentasian kegiatan di lapangan untuk pembuatan laporan. (ADM/ARH/RS/AP).