Bisa Hapus Jejak Emisi Karbon di Bumi, Hasil Pemantauan-Mangrove Mangrove Tag Februari 2025: Persentase Kelulushidupan Bibit Mangrove PT PLN Pusmanpro di Pidodo Kulon, Kendal Capai 72,67%

Kendal – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan program pemantauan mangrove di Pidodo Kulon, Kendal. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi bibit mangrove hasil dari program pendampingan penanaman dan pemantauan 750 bibit mangrove yang sudah dilakukan oleh Mangrove Tag kepada PT PLN Pusat Manajemen Proyek (PT PLN Pusmanpro), beberapa waktu yang lalu. (28/2/2025).

Pemantauan bibit mangrove yang telah ditanam, yaitu monitoring dan evaluasi (monev) dan penyulaman dengan tujuan untuk menilai keberhasilan penanaman dan memastikan bibit tumbuh optimal. 

Kegiatan ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi masalah sejak dini, seperti gangguan hama, abrasi, atau kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Selain itu, hasil pemantauan digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki metode penanaman agar lebih efektif. Data yang diperoleh juga menjadi dasar pelaporan dan pertanggungjawaban kepada pihak terkait. 

Kondisi salah satu bibit mangrove saat pemantauan tampak hijau dan sehat.

Mangrove Tag yang diwakili oleh Rena Sagita (Staf Manajer Hubungan Masyarakat dan Lapangan) dan Yuzra Novrian (Staf Manajer Hubungan Mayarakat dan Lapangan) mulai melakukan monev pada pukul 09.00 WIB. 

Kegiatan monev bibit mangrove merupakan proses pengawasan dan penilaian untuk melihat kondisi mangrove yang telah ditanam, seperti melihat jumlah bibit yang tumbuh dan gagal tumbuh, persentase kelulushidupan (survival rate), persentase pertumbuhan tinggi (growth rate), dan jumlah daunnya dari penanaman bibit mangrove yang telah dilakukan di suatu lokasi tertentu. 

Hasil dari kegiatan ini didapatkan bahwa kondisi bibit mangrove yang sudah ditanam berhasil tumbuh dengan cukup baik.

“Bibit mangrove menunjukan pertumbuhan yang cukup baik, dari 525 bibit mangrove yang ditanam sebelum penyulaman, persentase kelulushidupannya mencapai 60,95%. Setelah dilaksanakan penyulaman sejumlah 225 bibit yang belum ditanam sebelumnya, persentase kelulushidupan bertambah menjadi 72,67%,” ujar Rena. “Sejumlah 320 bibit mangrove dapat tumbuh dengan baik, sedangkan 205 bibit mangrove mangalami gagal tumbuh, kemudian dilaksanakan penyulaman menjadi 545 bibit yang dapat tumbuh. Selain itu, persentase pertumbuhan tinggi bibit mangrove mencapai 38,64% dengan pertumbuhan yang cukup baik,” tambahnya.  

Kondisi bibit mangrove setelah tiga bulan penanaman.

Bibit mangrove mengalami fase penyesuaian dengan lingkungan tanam yang disebut tahap kritis. Fase ini umumnya terjadi pada tiga bulan pertama setelah penanaman. Ciri utama tahap kritis adalah mengeringnya daun, kelayuan, dan kerontokan daun. Namun, selama batang dan tunas muda (plumula) masih berwarna hijau, bibit mangrove masih memiliki peluang besar untuk bertahan hidup dan tumbuh secara optimal. 

“Harapannya dari 545 bibit mangrove yang berhasil tumbuh setelah penyulaman dapat bertahan dan memberikan manfaat bagi wilayah pesisir di Kendal,” ujar Yuzra. “Bibit mangrove yang bekembang harapannya juga dapat menangkap dan menyimpan karbon di bumi yang lebih kita kenal sebagai penghapus jejak emisi karbon yang efektif,” lanjutnya.

Keseluruhan kegiatan yang berakhir pada pukul 11.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan pendokumentasian kegiatan di lapangan untuk pembuatan laporan. (ADM/ARH/RS/AP).