Bisa Hapus Jejak Emisi Karbon di Bumi, Persentase Kelulushidupan Bibit Mangrove Standard Chartered Bank Semarang di SMC Jateng Semarang Capai 53,5%

Semarang – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan program pemantauan mangrove di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng). Kegiatan ini, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persentase kelulushidupan bibit mangrove sebagai hasil dari program pendampingan penanaman dan pemantauan 400 bibit mangrove yang sudah dilakukan oleh Mangrove Tag kepada Standard Chartered Bank Semarang, beberapa waktu yang lalu. (1/12/2023).

Pada kesempatan ini, kegiatan pemantauan mangrove berupa monitoring dan evaluasi (monev) dilakukan oleh Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas dan Lapangan) dan Alfian Rizqi Hidayat (Surveyor Madya Mangrove Map), mulai pukul 09.00 – 10.00 WIB.

Kegiatan dilakukan dengan cara melihat jumlah bibit mangrove yang hidup, menghitung survival rategrowth rate dan jumlah daun.

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa kondisi bibit mangrove yang sudah ditanam berhasil tumbuh dengan baik, walaupun ditemukan beberapa bagian daun ditemukan dimangsa oleh kambing.

Bambang mengatakan bahwa bibit mangrove yang sudah ditanam memiliki persentase kelulushidupan yang tinggi, mencapai 53,5%, dengan persentase pertumbuhan dari awal penanaman hingga tiga bulan terakhir sebesar 11,32%.

Hasil penanaman bibit mangrove di SMC Jateng.

“Dari 400 bibit yang kami tanam, ada 186 bibit yang gagal tumbuh dan 214 bibit masih hidup dalam kondisi sehat, walaupun sebagian daun ada yang dimangsa oleh kambing,” kata Bambang

Bambang menambahkan bahwa bibit mangrove yang dimangsa oleh kambing masih dapat tumbuh dengan baik, yang dibuktikan dengan berhasil tumbuhnya kuncup daun yang baru.

Sebagai informasi, kambing menjadi salah satu hama yang sering memangsa daun mangrove yang masih muda sehingga mengganggu pertumbuhannya. Harapannya, bibit mangrove yang masih bertahan dapat tumbuh dengan baik, sehingga mampu menghapus jejak emisi karbon di bumi, mencegah abrasi dan erosi pantai dan intrusi air laut ke darat.

Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar, yang diakhiri dengan pendokumentasian kegiatan di lapangan untuk pembuatan laporan. (BJL/AP/ADM).