Hapus Jejak Emisi Karbon di Bumi, Mangrove Tag Lakukan Pendampingan Penanaman dan Pemantauan 20.000 Bibit Mangrove kepada WRI Indonesia di SMC Jateng Semarang

Semarang – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan kegiatan pendampingan penanaman dan pemantauan bibit mangrove, kali ini kepada World Resources Institute (WRI) Indonesia dengan menanam sebanyak 20.000 bibit mangrove berjenis Rhizophora mucronata di SMC Jateng. Pada rentang waktu 20-30 September 2023, maka Mangrove Tag sudah melakukan penanaman tahap pertama sejumlah 18.000 bibit. Selanjutnya, 2.000 bibit yang tersisa akan ditanam pada saat tahap penyulaman, pada program pemantauan yang akan dilaksanakan bulan Desember 2023.

Bibit mangrove yang ditanam merupakan bibit yang dibibitkan secara mandiri oleh mitra kerja Mangrove Tag di kawasan SMC Jateng. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses adaptasi bibit dengan karakteristik lingkungan di SMC Jateng. Pada saat proses penanaman, bibit mangrove didistribusikan menuju lokasi penanaman dengan menggunakan perahu.

Selanjutnya, untuk mempermudah proses penghitungan jumlah bibit mangrove yang akan ditanam, maka digunakan tali-pandu untuk memastikan ajir yang ditanam berada pada posisi yang lurus dan sejajar sehingga bibit mangrove akan memiliki jarak yang sama pada setiap barisnya.

Persiapan penanaman mangrove.

Proses penanaman dilakukan oleh Mangrove Tag dan KENARI, yang dilakukan setiap hari mulai pukul 07.00- 11.00 WIB.

Anwar Nuardi (KENARI) mengatakan bahwa dia sangat mengapresiasi kepedulian dari WRI Indonesia terhadap kelestarian mangrove di kawasan pesisir SMC Jateng.

“Saya sangat mengapresiasi kepedulian dari WRI Indonesia atas kondisi mangrove di desa kami. Kegiatan penanaman mangrove ini akan sangat berdampak bagi keberlangsungan kawasan pesisir Semarang di masa depan,” kata Anwar. “Terima kasih juga kepada Mangrove Tag dan IKAMaT yang selalu mendampingi kami sehingga kegiatan penanaman dan pemantauan mangrove di SMC Jateng selalu dapat terlaksana dengan baik dan lancar,” lanjutnya.

Distribusi bibit mangrove menggunakan perahu.

Sebagai informasi, bibit mangrove ditanam konsep skema banjar harian, yaitu menanam mangrove di hamparan pantai dengan jarak tertentu. Dengan tujuan untuk mencegah abrasi, erosi dan intrusi air laut ke darat, maka dipilih jarak tanam yang rapat, yaitu 1 x 1 m agar skema perlindungannya dapat berjalan optimal.

Pada masa mendatang, bibit mangrove yang berhasil tumbuh juga akan dapat menghapus jejak emisi karbon di bumi, mengingat tumbuhan mangrove dapat menyimpan karbon hingga lima kali lebih banyak daripada tumbuhan darat lainnya.

Meskipun area penanaman terletak di wilayah perairan yang tenang dan terlindung, untuk memastikan bibit mangrove terjaga dari hempasan gelombang pasang-surut, maka juga diberikan perlindungan berupa pagar bambu di sekelilingnya.

Hasil penanaman mangrove WRI Indonesia di SMC Jateng.

Selain pagar bambu, juga akan dipasang waring untuk mencegah pasir-pantai dari arah utara tidak menumpuk dan mengganggu tumbuh kembangnya bibit mangrove.

Selanjutnya, untuk keperluan tahap pemantauan lanjutan, yaitu tahap monitoring dan evaluasi, maka Mangrove Tag juga sudah melakukan pendataan terhadap 4.000 bibit mangrove. Data yang dihimpun meliputi koordinat lokasi penanaman, tinggi bibit, kondisi akar, batang, tajuk, dan jumlah daun.

Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan pengambilan dokumentasi untuk keperluan pelaporan hasil penanaman dan pemantauan. (ENBU/ADM).