Bisa Hapus Jejak Emisi Karbon di Bumi, Hasil Pemantauan-Mangrove Mangrove Tag November 2023: Persentase Kelulushidupan Bibit Mangrove Jejakin dan Amartha di Morodemak Demak Capai 40,3%

Demak – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan Program Pemantauan Mangrove, kali ini di Desa Morodemak. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persentase kelulushidupan bibit mangrove sebagai hasil dari Program Pendampingan Pemantauan dan Penanaman Mangrove yang sudah dilakukan oleh Mangrove Tag kepada Jejakin dan Amartha dalam Program Pendampingan Penanaman dan Pemantauan 1.000 Bibit Mangrove di Morodemak, Jawa Tengah. (11-11-2023).

Skema pemantauan yang dilakukan Mangrove Tag kali ini ialah monitoring dan evaluasi terhadap pertumbuhan bibit mangrove yang ditanam dan penyulaman bibit mangrove yang gagal tumbuh.

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara mengukur tinggi bibit untuk mengetahui persentase tingkat pertumbuhannya. Setelah proses penghitungan, didapatkan hasil bahwa bibit mangrove memiliki persentase pertumbuhan 2,26% dan kelulushidupan 40,3%.

Proses pengukuran tinggi bibit mangrove.

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan bibit mangrove:

  1. Tertutupnya Saluran Inlet dan Outlet Air Pasang: Salah satu faktor utama adalah penutupan saluran inlet dan outlet air pasang. Hal ini mengganggu daur hidrologi yang penting bagi pertumbuhan bibit mangrove. Tertutupnya saluran ini sering disebabkan oleh angin musim barat yang bertiup dari barat ke timur antara bulan September dan November. Fenomena ini menyebabkan pasir dari laut terbawa ke daratan dan menutupi saluran inlet dan outlet di area penanaman. 
  2. Sedimen Pasir: Sedimen pasir yang terbawa juga dapat memasuki area tanam, mengakibatkan tertimbunnya bibit mangrove yang telah ditanam.
  3. Kekeringan Ekstrim Akibat El Nino: Kondisi ini diperparah oleh kekeringan ekstrim yang sering terjadi akibat fenomena El Nino. Suhu udara yang tinggi dan curah hujan yang rendah menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan bibit mangrove. Suhu yang tinggi dapat mengurangi kelembaban bibit, sementara curah hujan yang minim meningkatkan salinitas air, melebihi ambang toleransi bibit mangrove, terutama saat bibit sedang dalam fase adaptasi tumbuh.

Untuk menjaga keberlangsungan hidup bibit mangrove, terutama selama fase adaptasi kritis, beberapa solusi yang dapat diambil, antara lain:

  1. Penanaman pada Musim Hujan atau Akhir Musim Kemarau: Melakukan penanaman saat musim hujan atau setelah musim kemarau berakhir dapat membantu bibit mangrove beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang lebih kondusif.
  2. Perbaikan Saluran Inlet dan OutletMelakukan perbaikan pada saluran inlet dan outlet air pasang untuk memastikan suplai pasang surut yang diperlukan bagi pertumbuhan mangrove.
  3. Relokasi Area Tanam: Memindahkan area tanam ke lokasi yang tidak terkena dampak langsung dari angin musim barat juga merupakan solusi yang layak dipertimbangkan (relokasi).

Hasil penanaman mangrove di Morodemak.

“Beberapa kendala yang kami hadapi di lapangan, kami antisipasi-segera sehingga dapat dimitigasi secara cepat untuk mendapatkan solusi yang tepat,” kata Ega N. B. Utami (Staf Humas dan Lapangan).

Kegiatan yang dimulai dari pukul 09.00 – 14.00 WIB berlangsung dengan baik dan lancar yang ditutup dengan bersih diri dan pendokumentasian kegiatan untuk keperluan pelaporan. (ADM/ENBU).