Demak – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan program pemantauan terhadap persentase kelulushidupan bibit mangrove yang sudah ditanam, kali ini untuk memonitoring dan mengevaluasi (Monev) sebanyak 1.000 bibit mangrove. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan penanaman mangrove yang dilakukan Jejakin dan Amartha yang sukses dilaksanakan pada beberapa waktu yang lalu. Monev dilakukan pada pukul 10.00 – 17.00 WIB di kawasan pesisir Morodemak, Demak, Jawa Tengah. (22/8/2023).
Monev kali ini masih merupakan rangkaian kegiatan dari Amartha Lestari yang bertujuan untuk menyeimbangkan antara bisnis dengan kelestarian lingkungan, dengan harapan akan mampu mengurangi emisi karbon dan menjadikan Amartha sebagai carbon neutral company di masa mendatang.
Pemantauan Mangrove Tag menggunakan aplikasi.
Tim Mangrove Tag yang terdiri dari Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas dan Lapangan), Muhammad Al Faza (KeSEMaT) dan Mauland Anggara Dharmayudha (KeSEMaT) mengambil sampel sebanyak 280 bibit mangrove untuk diberi tagging dan diukur ketinggian dan diameternya.
“Sebanyak 280 bibit mangrove kami beri tagging. Kami juga mengambil data ketinggian, diameter dan mendokumentasikannya,” kata Faza. “Selain itu, kami juga mengambil data pendukung, seperti koordinat, suhu, kelembapan, pH tanah dan perairan yang kami masukkan ke aplikasi pemantauan dari Jejakin,” lanjutnya.
Bambang mengatakan bahwa bibit mangrove sudah melalui masa kritis, yang ditandai dengan layu dan keringnya bibit.
Hasil pemantauan Mangrove Tag.
“Bibit yang kami monitoring sudah melampaui masa kritis, dimana bibit mulai layu dan mengering berwarna kecoklatan,” kata Bambang. “Hal ini wajar, mengingat mangrove sedang beradaptasi untuk memperkuat akarnya,” lanjutnya.
Bibit mangrove tetap akan dipantau kembali pada bulan ketiga untuk menghitung persentase kelulushidupannya. Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan bersih diri dan dokumentasi hasil pemantauan. (ADM/BJL).