Semarang – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan program pemantauan mangrove di Semarang Mangrove Center (SMC), Jawa Tengah (Jateng). Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi bibit mangrove hasil dari program pendampingan penanaman dan pemantauan 150 bibit mangrove yang sudah dilakukan oleh Mangrove Tag kepada Yayasan Kota Kita dalam kegiatan program “Urban Citizenship Academy (UCA) 2024: Melantangkan Keadilan Iklim” oleh Yayasan Kota Kita, pada rangkaian kegiatan Tilik Iklim #1: Tanam Mangrove Mangunharjo, beberapa waktu yang lalu. (1/3/2025).
Mangrove Tag yang diwakili oleh Agape L. Anthoni (Staf Manajer Hubungan Masyarakat dan Lapangan) dan Anggoro D. B. Saputro (Staf Manajer Keuangan dan Operasional) mulai melakukan monitoring dan evaluasi (monev) pada pukul 09.00 WIB.
Proses penghitungan bibit yang tumbuh dan gagal tumbuh.
Kegiatan monev bibit mangrove merupakan proses pengawasan dan penilaian terhadap kondisi mangrove yang telah ditanam. Kegiatan ini mencakup pengamatan terhadap jumlah bibit yang berhasil tumbuh maupun yang gagal tumbuh, persentase kelulushidupan (survival rate), persentase pertumbuhan tinggi (growth rate), dan jumlah daun pada setiap bibit mangrove di lokasi penanaman tertentu.
Hasil dari kegiatan ini didapatkan bahwa kondisi bibit mangrove yang sudah ditanam berhasil tumbuh dengan cukup baik.
“Dari 150 bibit mangrove yang telah ditanam tiga bulan yang lalu, didapatkan hasil bahwa terdapat 90 bibit yang dapat tumbuh dan 60 bibit yang gagal tumbuh sehingga persentase kelulushidupan mencapai 60%. Selain itu, persentase pertumbuhan bibit yang telah ditanam mencapai 50%,” ujar Agape. “Hasil tersebut menandakan bahwa bibit mangrove yang telah ditanam tumbuh dalam kondisi yang baik dan pertumbuhan tinggi yang signifikan,” tambahnya.
Kondisi bibit tampak dekat yang terlihat sehat dan hijau.
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai tingkat keberhasilan penanaman bibit mangrove dalam tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu, pemantauan dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai masalah sejak dini, seperti gangguan akibat hama, abrasi, atau kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan mangrove.
Dengan adanya pemantauan secara berkala, pertumbuhan bibit mangrove dapat dipastikan berjalan sesuai harapan. Data yang diperoleh juga berguna untuk mengevaluasi dan memperbaiki metode penanaman agar lebih efektif dan sesuai dengan karakteristik lingkungan setempat.
“Harapannya dari bibit mangrove yang berhasil tumbuh dapat bertahan dan menjadi ekosistem mangrove dewasa yang lestari,” kata Anggoro. “Selain itu, ekosistem mangrove harapannya dapat menangkap dan menyimpan karbon di bumi yang lebih kita kenal sebagai penghapus jejak emisi karbon yang efektif,” lanjutnya.
Kondisi bibit hasil penanaman dan penyulaman setelah tiga bulan.
Anggoro menyatakan bahwa bibit mangrove yang telah beradaptasi ini akan tumbuh lebih optimal pada beberapa bulan mendatang dan berkontribusi dalam mitigasi pencegahan abrasi dan erosi pantai, intrusi air laut, dan penghapusan jejak emisi karbon di bumi.
Keseluruhan kegiatan yang berakhir pada pukul 10.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan pendokumentasian kegiatan di lapangan untuk pembuatan laporan. (ADM/ARH/ALA/AP).