Semarang – Mangrove Tag. Dalam rangka pemantauan bulan ke-3 program pendampingan penanaman dan pemantauan bibit mangrove, Mangrove Tag kembali melaksanakan kegiatan pemantauan bibit mangrove kepada PT Kalimantan Jawa Gas (KJG). Pada kegiatan kali ini, sebanyak 1.000 bibit mangrove jenis Rhizophora mucronata telah dipantau di Semarang Mangrove Center (SMC), Jawa Tengah (Jateng). (23/10/2025).
Kegiatan pemantauan merupakan kegiatan yang berfungsi untuk mengidentifikasi permasalahan atau gangguan pada bibit mangrove, seperti gangguan hama, abrasi, atau kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Selain itu, hasil pemantauan digunakan untuk mengevaluasi dan memperbaiki metode penanaman agar lebih efektif. Data yang diperoleh juga menjadi dasar pelaporan dan pertanggungjawaban kepada pihak terkait.
Mangrove Tag memiliki metode pemantauan dengan dua kegiatan utama, yaitu penyulaman dan monitoring dan evaluasi. Penyulaman merupakan kegiatan yang dilakukan dengan mengganti bibit mangrove yang gagal tumbuh dengan bibit yang baru. Hal ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan persentase kelulushidupan bibit mangrove itu sendiri.
Kegiatan kedua dalah monitoring dan evaluasi (monev), kegiatan dilaksanakan dengan menghitung bibit yang berhasil tumbuh, gagal tumbuh, persentase kelulushidupan (survival rate), dan persentase pertumbuhan tinggi (growth rate).
Kondisi bibit mangrove tumbuh baik dengan daun yang sehat.
Mangrove Tag diwakili oleh Rena Sagita (Staf Hubungan Masyarakat dan Lapangan) dan Anggoro D. B. Saputro (Staf Koordinator Operasional Media) yang mulai melaksanakan pemantauan mangrove pada pukul 08.00.
“Pada hari ini, Mangrove Tag melanjutkan bagian dari kegiatan penanaman dan pemantauan bibit mangrove, yaitu pemantauan. Pemantauan dilaksanakan di kawasan tambak SMC Jateng, Semarang kepada PT KJG setelah tiga bulan dari kegiatan penanaman,” kata Rena. “Kegiatan yang dilaksanakan berupa penyulaman dan monitoring dan evaluasi untuk memastikan bibit mangrove dapat tumbuh dengan optimal sehingga dapat menjaga kawasan di SMC Jateng, Semarang dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya” jelasnya.
Rena juga menyampaikan bahwa hasil pemantauan menunjukkan hasil yang sangat baik di mana persentase kelulushidupan mencapai 75,20% dari 1.000 bibit yang telah ditanam, nilai tersebut masuk dalam kategori yang baik untuk rehabilitasi ekosistem mangrove. Sedangkan persentase pertumbuhannya mencapai 27,91% dari tinggi awal saat penanaman. Dari hasil tersebut harapannya bibit mangrove akan tumbuh semakin baik kedepannya sehingga dapat menambah luasan mangrove di Indonesia serta dalam rangka upaya menghapus jejak emisi karbon di bumi.
Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang ditutup dengan pendokumentasian kegiatan untuk pelaporan program rehabilitasi ekosistem mangrove. (ADM/ARH/RS/AP).