Kendal – Mangrove Tag. Dalam rangka memastikan dan melihat kondisi bibit mangrove hasil program pendampingan penanaman dan pemantauan dapat tumbuh dengan baik, Mangrove Tag kembali sukses melaksanakan kegiatan pemantauan 10.500 bibit mangrove yang telah ditanam bersama PT PLN Pusat Manajemen Proyek (PT PLN Pusmanpro) tiga bulan lalu, di wilayah pesisir Desa Pidodo Kulon, Kendal. (5/9/2025).
Pemantauan bibit mangrove yang telah ditanam meliputi dua kegiatan, yaitu monitoring dan evaluasi (monev) dan penyulaman dengan tujuan untuk menilai keberhasilan penanaman dan memastikan bibit tumbuh optimal.
Kegiatan ini juga berfungsi untuk mengidentifikasi permasalahan sejak dini, seperti serangan hama, abrasi, maupun kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Selain itu, hasil pemantauan dimanfaatkan untuk mengevaluasi sekaligus memperbaiki metode penanaman agar lebih efektif. Data yang diperoleh juga menjadi dasar dalam penyusunan laporan serta bentuk pertanggungjawaban kepada pihak terkait.
Mangrove Tag yang diwakili oleh Rena Sagita (Staf Hubungan Masyarakat dan Lapangan) dan Agape L. Anthoni (Staf Hubungan Masyarakat dan Lapangan) mulai melakukan monev dan penyulaman pada pukul 09.00 WIB.
Kondisi bibit mangrove setelah tiga bulan penanaman.
Kegiatan monev bibit mangrove merupakan proses pengawasan dan penilaian untuk melihat kondisi mangrove yang telah ditanam, seperti melihat jumlah bibit yang tumbuh dan gagal tumbuh yang akan menghasilkan persentase kelulushidupan (survival rate) dan ketinggian bibit bulan ke-3 yang akan menghasilkan persentase pertumbuhan tinggi (growth rate) dari penanaman bibit mangrove yang telah dilakukan di suatu lokasi tertentu. Hasil dari kegiatan ini didapatkan bahwa kondisi bibit mangrove yang sudah ditanam berhasil tumbuh dengan cukup baik.
Kegiatan penyulaman bibit mangrove untuk meningkatkan persentase kelulushidupan.
“Bibit mangrove menunjukan pertumbuhan yang cukup baik, dari 10.500 bibit mangrove yang ditanam sesudah penyulaman, persentase kelulushidupannya mencapai 61,30%. Hal ini dengan rincian 6.437 bibit mangrove berhasil tumbuh dan 4.063 bibit gagal tumbuh,” ujar Rena. “Hasil tersebut merupakan hasil yang baik dikarenakan standar kelulushidupan pada ekosistem mangrove berada di 60%. Selain itu, persentase pertumbuhan tinggi bibit mangrove mencapai 77,19% dengan pertumbuhan yang sangat signifikan apabila dibandingkan dengan tinggi bibit tiga bulan yang lalu,” jelasnya lebih lanjut.
Bibit mangrove mengalami fase penyesuaian dengan lingkungan tanam yang disebut tahap kritis. Fase ini umumnya terjadi pada tiga bulan pertama setelah penanaman. Ciri utama tahap kritis adalah mengeringnya daun, kelayuan, dan kerontokan daun. Namun, selama batang dan tunas muda (plumula) masih berwarna hijau, bibit mangrove masih memiliki peluang besar untuk bertahan hidup dan tumbuh secara optimal.
Keseluruhan kegiatan yang berakhir pada pukul 11.00 WIB ini berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan pendokumentasian kegiatan di lapangan untuk pembuatan laporan. (ADM/ARH/RS/AP).