Semarang – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan program pemantauan bibit mangrove (monitoring dan evaluasi) di SMC Jateng. Kali ini, kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persentase kelulushidupan bibit mangrove sebagai hasil dari Program Pendampingan Penanaman dan Pemantauan 20.000 Bibit Mangrove yang sudah dilakukan oleh Mangrove Tag kepada Telkom Indonesia dan Benih Baik beberapa waktu yang lalu. (7/2/2024).
Kegiatan ini diwakili oleh Ega N. B. Utami dan Bambang J. Laksono (Staf Manajer Humas dan Lapangan) mulai pukul 07.00 – 11.00 WIB. Kegiatan pemantauan mangrove dilakukan dengan cara melihat kondisi mangrove yang hidup, menghitung survival rate, growth rate, dan jumlah daun. Pemantauan dilakukan di enam titik lokasi penanaman, yang dimulai dari tambak hingga pesisir laut.
Bambang mengatakan bahwa kondisi bibit mangrove yang sudah ditanam beberapa tahun lalu di SMC Jateng sebagian besar tumbuh dengan baik, namun beberapa mengalami gagal tumbuh.
Hasil penanaman mangrove Telkom Indonesia.
“Setelah dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, bibit mangrove sudah mengalami banyak perubahan. Pada enam titik lokasi penanaman mangrove milik Telkom Indonesia menunjukkan growth rate dan survival rate yang bervariasi,” kata Bambang.
Titik lokasi dengan survival rate tertinggi terdapat pada bibit yang ditanam di dekat pesisir laut, sedangkan titik lokasi dengan survival rate terendah terdapat pada bibit yang ditanam di tambak yang jauh dari pemukiman.
Hasil survival rate 20.000 bibit mangrove pada enam titik lokasi, yaitu 99,11%, 83,33%, 39,6%, 12,34%, 2,32%, dan 0,88%. Jika dirata-rata, maka persentase kelulushidupan bibit mangrove Telkom Indonesia mencapai 45,66% dengan rata-rata growth rate dari monitoring dan evaluasi terakhir sebesar 9,58%.
Perbedaan hasil survival rate dari enam titik lokasi tersebut bisa terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti cuaca, pasang surut, gelombang, arus, hama, dan lain-lain.
Proses pengukuran tinggi bibit mangrove.
“Bibit mangrove yang berumur dua tahun sudah membentuk akar tunjang dan daunnya juga banyak, namun demikian, ada juga bibit mangrove yang gagal tumbuh yang berada di tambak dekat laut karena tergerus gelombang tinggi,” ujar Bambang.
Bambang menambahkan bahwa kegiatan monitoring dan evaluasi mangrove ini juga merupakan sebuah upaya dalam mempertahankan survival rate bibit mangrove agar optimal dan sebagai salah satu aksi nyata dari Telkom Indonesia dan Benih Baik untuk mengurangi jejak emisi karbon di bumi.
Keseluruhan kegiatan yang dimulai dari pagi hingga sore hari ini berjalan dengan baik dan lancar, yang diakhiri dengan pendokumentasian kegiatan di lapangan untuk pembuatan laporan. (BJL/ADM/AP).