Bisa Serap Jejak Emisi Karbon di Bumi, Persentase Kelulushidupan Bibit Mangrove SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang di SMC Jateng Semarang Capai 95%

Semarang – Mangrove Tag. Mangrove Tag kembali melakukan program pemantauan mangrove di Semarang Mangrove Center (SMC) Jawa Tengah (Jateng). Kegiatan ini, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persentase kelulushidupan bibit mangrove sebagai hasil dari program Pendampingan Penanaman dan Pemantauan 100 Bibit Mangrove yang sudah dilakukan oleh Mangrove Tag kepada SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang, beberapa waktu yang lalu. (13/9/2023).

Kegiatan pemantauan mangrove kali ini, difokuskan pada kegiatan monitoring bibit mangrove yang sudah ditanam dengan cara melihat kondisi mangrove yang hidup, menghitung survival rategrowth rate dan jumlah daunnya.

Hasil dari kegiatan ini didapatkan bahwa kondisi bibit mangrove yang sudah ditanam oleh Mangrove Tag dan SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang di SMC berhasil tumbuh dengan baik.

Proses pemantauan mangrove di lapangan.

Bambang Jati Laksono (Staf Manajer Humas dan Lapangan) yang melakukan pemantauan mulai pukul 10.00 – 11.00 WIB menjelaskan bahwa bibit mangrove yang sudah ditanam memiliki persentase kelulushidupan yang tinggi, yaitu mencapai 95%, dengan persentase pertumbuhan dari awal penanaman hingga tiga bulan terakhir sebesar 20%.

“Hampir seluruh bibit mangrove yang sudah ditanam dapat tumbuh dengan baik,” kata Bambang. “Banyak yang hidup, hanya beberapa bibit mangrove saja yang terlihat layu karena sedang beradaptasi dengan lingkungannya,” lanjutnya.

Pada lokasi penanaman, juga sudah terpasang waring sebagai penghalang hama kambing agar tidak dapat memangsa daun mangrove yang masih muda.

Waring menjaga mangrove dari kambing.

“Kambing menjadi salah satu hama yang terlihat sering memakan daun mangrove yang masih muda sehingga mengganggu pertumbuhan bibit mangrove,” kata Bambang. “Dengan waring yang kami pasang, harapannya, bibit mangrove yang masih bertahan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga mampu menyerap jejak emisi karbon di bumi, juga mencegah abrasi, erosi dan intrusi air laut ke daratan,” lanjutnya.

Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar, yang diakhiri dengan pendokumentasian kegiatan di lapangan untuk pembuatan laporan. (BJL/ADM).